Untuk kalian yang ingin belajar pahami politik atau berlaku lebih krisis pada perubahan perpolitikan sekarang ini, kalian pasti harus belajar pahami perubahan kondisi dan situasi politik dari pemikiran-pemikiran beberapa cendekiawan yang lebih dulu sudah menekuni di di dunia perpolitikan. Arah dari pahami pemikiran-pemikiran itu adalah supaya kalian bisa menanggapi satu perubahan kondisi dan situasi politik dari beragam pemikiran beberapa cendekiawan dan supaya kalian pintar berpolitik dengan arah capai harapan bangsa.
3 Referensi Buku Bacaan untuk Kalian yang Hoby Politik
Ini kali, aku akan mengulas pertimbangan atau pemikiran beberapa cendekiawan bangsa pada perpolitikan Indonesia dari beberapa buku kreasi mereka.Lalu kenapa aku pilih buku? Karena dalam buku, selainnya berisi ilmu dan pengetahuan, buku berisi beberapa unsur riwayat dan beberapa data (info) peristiwa yang memberikan dukungan faktor riwayat. Adapun beberapa buku yang berdasar pemikiran aku bisa memberi pengetahuan politik dan langkah berlaku krisis dan motivasi menjaga idealisme ke kita diantaranya seperti berikut:
1. Catatan Seorang Pengunjuk rasa
Buku Catatan Seorang Pengunjuk rasa sebelumnya sebuah buku harian yang dicatat oleh Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa pada periode perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru, yang selanjutnya diedarkan jadi sebuah buku bacaan di tahun 1983. Dalam bukunya ini, Gie (panggilan akrabnya), mengajari ke kita supaya berani bernada dan buka mata pada perpolitikan bangsa. Disamping itu, Gie mengutamakan keutamaan sikap mahasiswa untuk peralihan bangsa, diantaranya berlaku krisis, memberi kritikan yang membuat, menghargakan ketidaksamaan penglihatan, dan menjaga idealisme.
2. Madilog
Madilog sebuah buku politik dan filsafat yang dicatat oleh salah seorang Pahlawan Republik Indonesia yaitu Tan Malaka. Madilog sebagai akronim dari materialisme, aksentika, dan nalar. Buku ini secara topik ambil referensi tuntunan Marxis yang banyak berkembang di dunia Barat. Walau ambil dasar tuntunan Marxis, dalam buku ini Tan Malaka mengaitkan idenya sendiri pada sebuah Republik yang hendak berdiri di Hindia Belanda. Buku ini mengutamakan aspek ideologi untuk berdirinya sebuah bangsa, yang menerangkan jalinan sosial, ekonomi, dan politik dalam warga. Buku ini pertama kalinya keluar di tahun 1943 dan masih tersebar sampai sekarang ini.
3. Max Havelaar
Max Havelaar sebuah novel yang dikarang dengan seorang karyawan sekalian sastrawan dan dramawan asal Belanda, yaitu Multatuli, atau yang namanya asli Eduard Douwes Dekker. Walau berbentuk novel, Max Havelaar mengusung cerita riil mengenai kekejaman pemerintahan penjajahan Belanda pada rakyat Indonesia di wilayah Lebak, Banten, yang mana bercerita mekanisme tanam paksakan. Selainnya berisi beragam faktor narasi berkenaan kehidupan bangsa Indonesia yang menanggung derita, dalam buku ini diuraikan bagaimana kejamnya pemerintahan penjajahan dan beberapa bupati yang sering lakukan korupsi dan bermain politik, hingga kehidupan rakyat jadi menderita. Buku ini benar-benar mengutamakan faktor kemanusiaan di pada suatu perpolitikan.
Itu lah sebagai pembahasan aku individu berkenaan beberapa buku yang berisi aspek politik didalamnya. Untuk kalian yang ingin belajar politik dan ingin pahami keadaan-kondisi perpolitikan bangsa Indonesia, sebaiknya jika kalian membaca beberapa buku itu. Hanya itu yang ingin aku berikan, mudah-mudahan apa yang aku berikan bisa berguna. Terima kasih.
ini berguna.
kunjungi juga travel banyuwangi